Selalu bingung jika harus menuangkan apa yang dinamakan perasaan.
Lagi dan lagi … dalam diam ku bimbang.

Terlalu berat untuk bertindak,
terlebih setapak ku makin tak tampak.
Terlalu ngeri untuk melangkah,
tapi tidak segitu pengecutnya untuk berbalik arah.
Terlalu sombong untuk pasrah,
lihatlah… ku tak kan menyerah.

Inilah aku,
dengan  jutaan masalah yang sepertinya makin mencintaiku.
Begitu posesifnya mereka membelengguku sampai-sampai ku merasa dungu.

Kian hari pola pikir kami makin berbeda.

Entah ku yang berubah atau ku yang kurang sempurna mengenalnya.
Dia tetap baik,
baik mungkin.
Tapi setapak kami tidak sama lagi.
Dia tampak tetap nyaman dengan keterbatasan ini, sementara ku seperti cacing kepanasan.
Orientasiku begitu jauh kedepan, terlebih dengan begitu banyaknya beban yang saling berhimpitan.

Sayang,
Baik kah jika sebaiknya kita sama-sama berfikir ulang…
mengurai benang?
Baik kah jika sebaiknya kita sama-sama melangkah…


Karena ku memang tidak ingin dsini, begini,


"Mungkin saat ini aku sedang berada dalam kegundahan, kegundahan yang tidak bisa kupastikan. Seakan ...
ingin rasanya berteriak, menjerit, mencaci-maki, menyumpah serapah, mendengus dan menghebus".

"Entahlah ... aku juga tidak tahu, mengapa perasaanku seperti ini".
"Terkadang, aku ingin sekali pergi dan menjauh dari kehidupan yang ada,
tapi dari sisi lain aku tidak bisa berbuat apa-apa"

dan aku pun tidak ingin bersembunyi dari setiap kenyataan, aku tidak ingin tenggelam dalam ketiadaan,
aku hanya ingin kegundahanku hilang, hilang terbawa hembusan angin yang bisa menjauh tanpa harus kulalui setiap perjalanannya".

Dalam hening ... tak ku temukan jawaban, yang ada hanya sebuah hembusan, nafas-nafas yang mengalun mengikuti irama detakan nadi menjadikan jawaban, betapa berat rasanya "Sekikis Gundah" yang dirasakan. Kegundahan mampu menjadikan seseorang terpuruk dan terombang ambing dalam keberadaan dan ketiadaan.

1 komentar:

  1. wwoooouuwwww,,, mantap,,,maksud aku postingan km an,,,,

Posting Komentar



Bergelombang samudera menghentam dermaga.. Terpukul berselerak pasir-pasir muara.. Ditepian hatiku ini pula begitu adanya.. Terkulai oleh gulungan ombak rindu yg menerpa.. Kau dihujung sana dan aku jauh disini.. Kita berdua bersama mendayungkan hati.. Untuk sampai ke pelabuhan dua hati yg merindui.. Ingin hatiku menggenggam hatimu hingga kubawa mimpi.. Kusandarkan cinta pada bahu malam ini.. Seraya kuhembus nafas rindu dari kejauhanku kini.. Kepadamu kasih,syg dan rinduku tak dpt ku kendali lagi.. Seakan kemudi cintaku hampir menabrak sepi kesegenap hati..